Jumat, 13 Januari 2012

Ibuku Paling Hebat

Bismillahirrohmanirrohiim

Erni sempat nanya,
"Teh, kamu di telpon ummimu tiap hari ya? Kok kayanya sering banget?"
terus aku jawab
"hhe, itu bukan ummi aku yang sering nelpon. Aku yang sering minta ummi nelpon"
Memang jarak kadang membuat aku lebih sering merasa rindu dengan Umi sejak SMP, SMA hingga kuliah ini. Mengingat tentang ibu membuat saya teringat sebuah cerita tentang Ibu kucing dan anak kucing, yang saya baca di buku cerita yang diberi oleh kakek saya.
***
Suatu hari seorang anak kucing sedang kesal dengan ibunya yang meninggalkan ia saat mencari makan memang karena anak kucing itu selalu malas bila ibunya meminta menemani saat mencari makan, akhirnya ia memutuskan untuk mencari ibu baru, ia melihat matahari dengan takjubnya kemudian berpikir bila ia memiliki ibu matahari akan terlihat hebatlah ia dihadapan teman-temannya. Kemudian ia berbicara pada matahari.
"Wahai matahari, maukah kau menjadi ibuku?"
"Wahai anak kucing, aku tak pantas menjadi ibumu. Jika kau tahu ada yang lebih hebat dariku"
"Siapa itu wahai matahari?"
"Dialah awan yang selalu menutupi cahaya yang kumiliki"

Beranjaklah kucing itu menuju awan. Dan kembali bertanya.
"Wahai awan, maukah kau menjadi ibuku?"
"Wahai anak kucing, aku tak pantas menjadi ibumu. Jika kau tahu ada yang lebih hebat dariku"
"Siapa itu wahai awan?"
"Dialah angin yang bisa memecahku menjadi beberapa bagian"


Sambil terengah-engah, kucing itu berlari mengejar angin dan bertanya.
"Wahai angin, maukah kau menjadi ibuku?"
"Wahai anak kucing, aku tak pantas menjadi ibumu. Jika kau tahu ada yang lebih hebat dariku"
"Siapa itu wahai angin ?"
"Dialah bukit yang bisa menghalangi jalanku saat aku sedang terbang bebas"

Akhirnya ia berlari kebukit, kemudian bertanya dan bukitpun menjawab ada yang lebih hebat darinya yaitu kerbau yang bisa merusaknya. Namun kerbau itu tidak sehebat yang sang anak kucing pikirkan, karena ia merasa memiliki hidup yang tidak bebas karena selalu diikat dengan rotan. Rotanpun demikian ia tidak selamanya hidup tenang karena ada tikus yang selalu menggerogoti tubuhnya. Akhirnya samapailah ia di tempat tikus berada,
"Wahai ibu tikus, maukah kau menjadi ibuku?"
Ibu tikus itu kebingungan karena ada seekor kucing yang ingin menjadi anaknya.
"Wahai anak kucing, aku tak pantas menjadi ibumu. Jikakau tahu ada yang lebih hebat dariku"
"Siapa itu wahai ibu tikus?"
Dengan rasa penasaran dan merasa itu merupakan yang paling hebat dari semua yang telah ia tanyai.
"Dialah ibu kucing yang berada di tengah hutan itu, sekarang ibu itu edang kebingungan mencari anaknya yang tak pernah membantu ibunya mencari makan. Kabarnya anak itu hilang."
Kucing itu terdiam.
Kakinya lemas, di samping karena ia telah berlari-lari dari tadi.
Ya benar, ibunya lah yang paling hebat dari semua yang telah ia temui.
Ia menyesali karena selama ini menjadi kucing yang malas dan tak mau membantu ibunya.
Sesampainya ia di rumahnya, ibunya yang terlihat sedang menangis ia peluk seketika dan ia cium.
"Ibu maafkan aku, aku akan menjadi kucing yang hebat dan bisa membantu ibu"
Setelah kejadian itu, benarlah janji anak kucing itu. Ia menjadi kucing yang mandiri dan rajin membantu ibunya.

***
Saya sampai menitikkan air mata membaca kisah tersebut saat masih kelas IV SD. Ya, ibu yang kita miliki adalah ibu yang paling hebat. Bahkan saya sangat bangga memiliki ibu yang juga seorang guru, profesi yang sangat mulia itu. Dalam sepenggal film love story saya selalu ingat percakapan Ratih dan gurunya saat SD.
"Apa cita-cita kamu Galih?"
"Saya ingin menjadi seorang guru bu."
Sejenak ibu gurunya itu terdiam.
"Kenapa kau hanya ingin menjadi seorang guru?"
"Karena guru adalah orang yang hebat, ia bisa mewujudkan mimpi murid-muridnya untuk menjadi dokter, pilot, dll"
Subhanallah
Tak harus pada hari ibu sajakan kita menunjukkan rasa cinta kita kepada ibu kita?

Uhibbukifillah Ummi
Aku Cinta Umi kaemna Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar