Jumat, 30 April 2010

20 Tahun Kemudian

Bismillahhirrohmanirrohiim

In the name of Allah..

Ketika saya sedang merapihkan kamar dan rak-rak buku di rumah, saya menemukan buku-buku saya saat masih kelas VII saat saya masih sekolah di SMP Islam Nurul Fikri Boarding School. Saya tertarik dengan buku bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat berbagai karangan yang ditugaskan guru saya saat masih SMP. Saya membaca suatu karangan dan tersenyum-senyum sendiri. Karangan itu bertemakan 20 tahun kemudian. Namun inilah isi karanganku..

Hari ini tanggal 8 Maret 2026, hm…sudah tahu belum umurku sekarang?yap! 34 tahun. Umiku semakin lama semakin tua. Tapi, sekarang aku sendiri yang dipanggil “ummi”. Aku sudah mempunyai seorang suami. Namanya? Alhamdulillah…sesuai dengan keinginanku sewaktu kecil. Yang pasti ada di dalam Al-Qur’an. Insya Allah dapat menjadi suami teladan dan akan selalu dapat bersama menjalani jihad di jalan yang suci ini.

Aku sudah dikaruniai anak dua orang! Mungkin menurut orang-orang mereka semanis aku dan seganteng abinya. Aku berharap mereka sesholeh dan sesholehah Abi-Uminya. Kemarin suamiku memberi selamat dengan menaruh setangkai mawar dan menaruh sebuah karangan anggrek yang mengingatkanku kepada seorang sahabatku di waktu SD dulu. Alhamdulillah…aku dapat kuliah di FKUI masih belum selesai mungkin setahun lagi. Di FKUI ketemu sama seorang anak NF. Dia juga sudah berkeluarga, namanya Maryanna. Aku menikah dengan suamiku, masih saat kuliah ya… agar dapat melaksanakan sunnah sang Maha Pencinta secepatnya. Umi dan Abiku sangat senang dapat melihat cucunya yang semanis orang tuanya.

Kenangan manis kita berdua waktu Ta’aruf! jadi, ingat betapa groginya sang Hafizh ini ketika membaca surat Ash-Shaff. Suaranya sebagus suara abi. Tapi… masih ada salahnya sedikit! Sejak kami menikah ia bekerja sebagai Pegawai Negeri di LIPI Jakarta dan aku membuka praktek di rumah sebagai seorang dokter anak. Sesibuk-sibuknya aku, insya Allah aku masih senang berkumpul bersama. Suamikupun begitu juga. Aku dan suamiku senang sekali sholat tahajud, sholat dhuha dan membaca tilawah bersama. Aku senang sekali dapat menjadi dokter yang juga seorang Hafizoh. Oh ya, minggu depan SMU 70 mau reuni nich. Alhamdulillah semenjak lulus dari SMP NFBS aku masih dapat sealim waktu SMP di SMU 70 walaupun pergaulan disana sejauh langit dan bumi dibandingkan di NF.

Sepulang dari reuni, ternyata lelah juga ya… tapi aku disambut oleh anakku dengan senyumnya. Tetanggaku juga teman SMPku loch! Si Erni! kita senang mengenang tentang kenangan di SMP. Kemarin suamiku mendapat telepon dari Universitas Tokyo tempat ia kuliah. Dan suamiku diminta melanjutkan kuliahnya disana, hari ini ia sedang beristikhoroh. Ternyata punya anak itu asyik yach! Hanya saja kadang selalu membuatku kesal dengan tingkah lakunya. Sudah gitu aku mau wisuda ‘speialis’ sebentar lagi. “Ummi… uni mau baca Al-Qur’an!” kata anak pertamaku yang secantik aku. Hmm.. Mungkin ia dapat mencontoh abinya menjadi Hafizoh kecil. Akhirnya Abipun mengambil keputusan untuk melanjutkan S2 di Universitas Tokyo. Ya, membawa kami sekeluarga. Aku terus berdoa agar keputusan Suamikulah yang terbaik.

Hari ini kita berangkat bersama sesuai jadwal ke Bandara Soekarno-Hatta. Kemarin kami pamit kepada Abi-Ummiku dan mertuaku di Padang. Semoga di Tokyo nanti aku dapat menjadi ibu yang lebih baik bagi anakku. Selama di di Jepang, aku mengajari anakku membaca. Dan aku memasukkan ank-anakku di TK Jepang. Selama mereka sekolah aku menjaga seorang jagoanku sambil merapihkan rumahku. Setelah si cantik pulang, rumah menjadi berantakan kembali dan aku tidak bisa serapih di pesantren lagi. Tak apalah aku memang sangat menyayanginya. Suamiku masih sempat mengajak kami ke taman Tokyo setiap hari libur. Semoga kami dapat menjadi keluarga “Sakinah” untuk hari ini dan selamanya. Walaupun di Jepang tepatnya di Tokyo ini aku masih sering berdakwah pada tetangga-tetanggaku. Insya allah selain berdakwah aku juga masih senang membaca-baca buku Ensiklopedi atau ilmu kedokteran anak. Musim gugur tiba, sudah tiga tahun aku di Jepang, rindu terhadap Abi-Ummi masih ada selalu di hati. Bunga sakura yang semanis pipi si cantik annakku yang pertama berguguran di depan rumahku. Hari ini aku harus sudah pulang ke Jakarta, tempat kelahiranku.

Sesampainya di Jakarta, rumah sudah dipenuhi oleh adikku dan ibuku yang tinggal di BSD. Setelah beberapa bulan yang berlalu, aku mengalami mual-mual yang berlebih. Setelah aku memeriksa ternyata aku positif hamil! setelah sembilan bulan berlalu, aku merasa hari ini saatnya calon bayi itu keluar. Jam dua malam aku terbangu dan dibawa suamiku ke bidan dekat rumah. Sang bayi lahir pada saat shubuh, setelah aku susah berjuang ternyata suamiku menemaniku hingga tertidur di samping tempat tidurku seraya memegang tanganku. Terima kasih pangeranku. Aku akan selalu menemanimu selamaya.

Berarti aku sudah mempunya seorang bidadari dan seorang pangeran. Hari ini ditambah seorang bidadari kecil! Kedua anakkupun sangat senang menyambut kedatangan mereka. Orang tuakupun sangat senang menyambut kedatangan mereka. Orang tuakupun sesenang dulu ketika menyambut anak pertamaku. Terima kasih atas cintamu padaku.

Ditulis tanggal 11 Mey 2006

Dipindahkan ke blog tanggal 1 Mei 2010

Tanpa perubahan

*Catatan

Banyak tulisan yang masih belum benar(yang dimiringkan), alurnya kurang jelas dan penggunaan kata ganti mereka pada paragraf terakhir diganti dengan nya. Karena aku disini hanya memiliki 3 orang anak.

Hehe..senyum lagi kan?!

Masih kelas VII SMP jadi masih banyak yang salah. Mungkin teman-teman sayapun pasti masih ingat tugas ini. Sebelum saya menulis ini saya bimbang antara suami saya orang Padang atau Palembang. Namun entah mengapa saya lebih memilih orang Padang. Saya juga sangat suka surat Ash-shaff dalam juz 28. Padahal saat menulis karangan ini saya masih belum mengenal orang yang saya sukai di SMP. Setelah saya mengetahui bahwa dia orang Padang dan sudah hafal 3 juz, saya berpikir “kok bisa sesuai dengan karangan saya ya?”

Love,

Hansya